Minggu, 19 April 2020

Pemeran Pengganti

Senja itu,
Kau datang dengan binar mata yang sulit kuartikan. Ku bertanya dalam hati, untuk siapa? 

Di tempat itu, hanya ada dua raga yang saling beradu pandang. Namun, kita menyusuri jalan pemikiran yang bersebrangan.

Di sana, hanya ada kau dan aku. Tapi aku terlalu malu untuk sekedar bertanya ; Apakah binar itu untukku?

Yang kutahu, hatimu baru saja dipatahkan seseorang. Begitu pula dengan hatiku.

Sebelum langit menyembunyikan senja. Kau ucapkan tiga kata tak terduga. Aku benci mengakui ini, tapi hatiku tetap pada pendiriannya. Belum siap terpatahkan untuk kali kedua. Namun dengan bantuan rangkaian kata semanis madu. Kau berhasil menggoyangkan prinsipku. 

Waktu terus berlalu. Lambat laun aku merasa hadirmu bagai candu dalam hariku. Awalnya hanya membuatku nyaman. Kemudian membawaku terbang menuju khayangan.

Tanpa aku sadari, Kau dengan sekenario licikmu. Melepaskanku hingga jatuh terhempas ke dasar bumi. Menghadapkanku kepada kenyataan yang sama seperti yang sudah-sudah. Hatiku yang belum kembali utuh, kau buat runtuh. 

Hari itu aku melihat semua. Kau dan dia, dengan adegan mesra tanpa ada rasa berdosa. Takdir seolah berpihak padaku. Namun tetap saja. Hatiku terasa pilu.

Hanya karena kau tak dapat memiliki hati yang kau cintai. Lantas kau jadikan aku sebagai pemeran pengganti. Dan setelah kau temukan pemeran utama yang terlihat sempurna. Kau menyingkirkanku dari cerita.
Aku, seorang gadis bodoh dengan hati yang telah patah berkali-kali. Seharusnya dari awal aku menyadarinya. Bahwa cintamu, hanya sebatas sandiwara. Kau adalah Tuan Drama dengan berbagai sekenario cinta.

Untukmu, Tuan Drama. Cobalah sesekali untuk jujur dalam mencintai. Tanpa membesar-besarkan kata ‘kita’. Dan tanpa sandiwara yang seolah membuatku menjadi satu-satunya. Karena nyatanya, aku bagimu hanyalah salah satunya.

-kala

0 komentar:

Posting Komentar

 
;